Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Pidato Prabowo Subianto Resmi Dilantik sebagai Presiden, Tanpa Menyebut “Hak Asasi Manusia

Optimismemedia.com – Prabowo Subianto memberikan pidato pertamanya sebagai Presiden dalam acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Ahad, 20 Oktober 2024.

Dalam pidato inaugurasinya, Prabowo menarik perhatian karena sama sekali tidak menyebut istilah “hak asasi manusia” atau “HAM.” Meskipun demikian, dia menyinggung pentingnya demokrasi dalam konteks pemerintahan ke depan.

Diawali dengan sambutan kepada pejabat negara dan tamu undangan, Prabowo mengungkapkan rasa terhormatnya atas kehadiran para kepala negara dan utusan dari negara-negara sahabat.

Menyusul itu, dia membahas tentang sumpah jabatan yang dibacakan bersama wakilnya, Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Tragedi 1965 dan Pelanggaran HAM di Era Jokowi: Realitas yang Tak Terpulihkan

“Sumpah tersebut akan kami jalankan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab dan dengan semua kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami,” ucap Prabowo.

Selanjutnya, Prabowo membahas berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Dia menegaskan bahwa hambatan tersebut bukanlah hal sepele, dan bisa datang baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa isu yang dia sampaikan mencakup korupsi, kemiskinan, dan masalah pangan serta energi.

Dia menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh menutup mata terhadap kenyataan yang ada.

“Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah. Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah,” serunya.

Dalam pidato yang berlangsung sekitar 50 menit, Prabowo tak pernah sekali pun mengucapkan kata “hak asasi manusia” atau “HAM,” serta tidak menyinggung penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang selama ini menjadi sorotan.

Namun, dia menegaskan komitmennya terhadap demokrasi, yang menurutnya merupakan kehendak para pendiri bangsa.

Baca juga: KUPI dan INFID Fasilitasi Pertemuan Ulama Perempuan Internasional di Cirebon

“Kita menghendaki kehidupan demokrasi,” tegas Prabowo.

Ia melanjutkan dengan visi demokrasi yang dianggapnya cocok untuk Indonesia, yaitu demokrasi yang berakar dari sejarah dan budaya bangsa.

“Demokrasi yang santun, di mana perbedaan pendapat eksis tanpa permusuhan,” katanya.

Prabowo menekankan pentingnya mengoreksi dengan cara yang baik, berkompetisi tanpa kebencian, dan beradu argumen tanpa kecurangan.

Lebih lanjut, Prabowo berharap agar demokrasi yang dibangun menghindari kekerasan, hasutan, dan konflik.

“Demokrasi kita harus demokrasi yang menghindari kekerasan, adu domba, hasut menghasut. Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita akan mencapai cita-cita para leluhur,” tutupnya.

Dengan pelantikan ini, Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai Presiden Indonesia ke-8, mengambil alih posisi dari Joko Widodo (Jokowi) yang telah purna tugas.

Dia dijadwalkan untuk mengumumkan kabinet yang akan membantunya dalam pemerintahan pada malam yang sama.

– Bersama Membangun Optimisme –

#optimismemedia #mulaiajadulu #kamibarumulai

Bagikan

Cari Berita

Search

Berita Terbaru

dsss
Santri dan Media: Menyelaraskan Tradisi dan Teknologi
LLLLL
Menyelaraskan Tujuan Pembelajaran dengan Kesejahteraan Ps...
Sumber. Inews.id
Dari Desa Nepo ke Pasar Nasional: Sukses Kacang Nepo Berk...
rrrss
Dari Siwaslih hingga Sigaplapor: Teknologi Bawaslu Siap K...
WhatsApp Image 2024-11-24 at 10.26.46 PM
Seruan FKUB Jateng: Tolak Politik Uang, Hindari Politisas...

Kirim Artikel