Optimismemedia.com – Bertempat Di Ponpes (Pondok Pesantren) NU Ta`limul Qur’an Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Youth Camp Sekolah Kader Difabel Muda (SKDM) dilaksanakan selama tiga hari. Agenda yang diselenggarakan sejak Jumat-Minggu 12-14 Juni 2024 ini adalah SKDM kedua.
Penyelenggara acara ini dari PPRBM-SOLO (Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat), NLR Indonesia, Liliane Fond, dan Kabupaten Klaten.
Peserta dari Solo Raya terdiri dari Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali dan Kota Solo. Adapun peserta terdiri dari enam remaja difabel, empat remaja non difabel serta perwakilan santri dari Ponpes Talimul Qur’an.
Pembukaan acara digelar di hari pertama yakni, Jum’at oleh Ibu Istini Anggoro dan sesi perkenalan dipandu oleh Bapak Suhandi Wiyanto atau yang kerap disapa Bapak Toha. Pada sesi malam, materi diampu oleh Bapak Thomas Adi Nugroho dengan tema ‘Konsep Disabilitas dan Sensivitas Inklusi Disabilitas’. Dipaparkan mengenai regulasi UU disabilitas UU No. 8 tahun 2016 serta UU No. 6 tahun 2016 pasal 3 tentang partisipasi pembangunan desa.
Pada hari kedua pelatihan, semua peserta melaksanakan senam pagi. Lanjut, materi kedua diisi kembali oleh Bapak Toha dengan tema ‘Pengorganisasian Komunitas’ serta dilengkapi dengan diskusi kelompok dan presentasi. Peserta dibagi menjadi empat kelompok untuk membuat simulasi rencana kegiatan dan rencana anggaran biaya kegiatan tersebut.
Pada materi ketiga, dipandu oleh Mbak Dina Ayu dari NLR Indonesia dengan tema ‘Hak Anak, Perlindungan Anak, dan Keterlibatan Remaja’. Pemateri menyoal sepuar tidak boleh meninggalkan anak di rumah sendiri, hukuman guru kepada siswa yang terlambat, eksploitasi anak serta kekerasan seksual anak.
Selanjutnya, Mas Fauzan mengampu materi malam dengan tema ‘Mengenal dan Memahami Toleransi’. Peserta kembali dibagi menjadi empat kelompok untuk sesi diskusi. Peserta dibagi kartu kuning dan merah sebagai alat bantu guna menyatakan setuju atau tidak untuk pernyataan yang dibaca oleh pemateri.
Pada hari kedua, Minggu peserta mengawali pagi hari dengan jalan santai keliling Desa Puluhan. Selesai jalan santai para peserta dibagi menjadi dua kelompok guna kunjungan ke Kelompok Difabel Desa (KDD). Kelompok satu berkunjung ke KDD Insan Mandiri di Desa Puluhan, Trucuk dan kelompok dua berkunjung ke KDD Berdikari di Desa Bero, Trucuk.
Sebelum pelatihan ditutup, para peserta dikenalkan dengan konsep PPRBM dan membuat RTL (Rencana Tindak Lanjut) serta menuangkan gagasan bersama kelompok pada kabupaten. Selesai pemaparan RTL, acara secara resmi ditutup oleh Ibu Istini Anggoro dan para peserta berkemas untuk persiapan pulang. Sebagai penutup Ibu Isti berpesan agar tetap semangat serta berharap kader difabel mampu melakukan advokasi pemenuhan hak difabel (kebijakan, program, anggaran) dalam mewujudkan masyarakat inklusif.
– Bersama Membangun Optimisme –
#optimismemedia #mulaiajadulu #kamibarumulai