Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Canggih! Pantau Waktu Panen, Pemkot Denpasar Gunakan Drone

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar kini memanfaatkan drone multispectral untuk memantau lahan pertanian. Penggunaan teknologi terbaru di bidang pertanian itu juga bertujuan untuk memetakan unsur hara dan memprediksi waktu panen pada subak-subak (kelompok tani) di Denpasar.

Analis Prasarana Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gusti Ayu Ngurah Anggreni Suwari mengatakan penggunaan drone itu dalam rangka mewujudkan pertanian efektif dan efisien berkelanjutan. Adapun, pemetaan unsur hara pada subak-subak Denpasar dilakukan saat tanaman berumur 0-20 hari setelah ditanam.

“Penggunaan drone multispectral ini untuk mengetahui unsur hara yang dikandung dalam tanah. Sehingga kami tepat melakukan pemupukan,” kata Suwari di Denpasar, Sabtu (23/3/2024).

Suwari menjelaskan pemetaan lahan merupakan kegiatan penting untuk menghasilkan data kepemilikan petakan lahan hingga jenis pupuk yang diperlukan. Nantinya, data ini digunakan dalam perancangan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Itu setiap tahun kami rancang dan yang dipakai untuk dasar alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat,” imbuhnya.

Suwari menuturkan penggunaan drone multispectral juga dapat memprediksi waktu panen. Analisis terkait waktu panen itu dilakukan saat tanaman berumur 90 hari setelah ditanam.

“Jadi, kami tahu produktivitas padi di subak ini sekian. Keuntungannya adalah kami dapat membantu petani terhadap penebas dan harga gabah berapa,” imbuhnya.

Uji coba penggunaan drone untuk pemetaan lahan pertanian tersebut, Suwari melanjutkan, telah dilakukan pada 14 Desember 2023. Sebanyak 13 dari 41 subak di Denpasar disasar untuk uji coba pemanfaatan teknologi pertanian itu.

Suwari mengeklaim penggunaan drone dalam bidang pertanian itu tergolong baru di Bali. Menurutnya, pengembangan pertanian presisi dan penggunaan drone itu bekerja sama dengan Pupuk Indonesia. Ia berencana kembali berkomunikasi dengan Pupuk Indonesia terkait penggunaan drone pada subak lainnya di Denpasar.

“Kami bekerja sama dengan Pupuk Indonesia dan hanya membeli aplikasinya. Drone-nya dari Pupuk Indonesia,” terangnya.

Dia berharap penggunaan teknologi pertanian itu dapat membantu penentuan kebijakan-kebijakan yang tepat. Terutama terkait pemberian pupuk dan penentuan pupuk untuk tanaman pertanian.

“Dari pemetaan lahan ini kita tahu setiap petak akan membutuhkan pupuk yang berbeda, tidak akan sama,” pungkasnya.

Untuk diketahui, luas lahan pertanian di Denpasar saat ini sekitar 1.680 hektare (ha). Sementara jumlah panen gabah kering giling selama 2023 sebanyak 26.763 ton.

– Bersama Membangun Optimisme –

#optimismemedia #mulaiajadulu #kamibarumulai

Bagikan

Cari Berita

Search

Berita Terbaru

dsss
Santri dan Media: Menyelaraskan Tradisi dan Teknologi
LLLLL
Menyelaraskan Tujuan Pembelajaran dengan Kesejahteraan Ps...
Sumber. Inews.id
Dari Desa Nepo ke Pasar Nasional: Sukses Kacang Nepo Berk...
rrrss
Dari Siwaslih hingga Sigaplapor: Teknologi Bawaslu Siap K...
WhatsApp Image 2024-11-24 at 10.26.46 PM
Seruan FKUB Jateng: Tolak Politik Uang, Hindari Politisas...

Kirim Artikel