Pemkab Boyolali bersama Bulog menyiapkan sejumlah opsi untuk mengatasi lonjakan harga beras.
Tahap awal, disalurkan bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
Bantuan berupa beras itu disalurkan kepada 70.665 KPM di Boyolali.
Baca juga: Mantan Walikota Salatiga, Yulianto Mengaku Dirinya Diklarifikasi KASN
Dijelaskan, bantuan Pemerintah berupa beras ini digulirkan di 22 kecamatan. “Diberikan selama tiga bulan berturut- turut, yaitu pada bulan September, Oktober dan November. Sebulannya 10 kg untuk setiap KPM.”
Dari pantauan DKP, lanjut dia, harga beras di pasar – pasar Boyolali saat ini memang masih diatas HET. Untuk kelas medium Rp 12.500 per kilogram. HET-nya Rp 10.900/kg. Kemudian untuk kelas premium Rp 14.000/kg, sedangkan HET Rp 13.900/kg.
“Dengan digelontorkan bantuan sosial untuk masyarakat miskin tersebut, diharapkan bisa mengendalikan harga beras di pasar,” katanya.
Namun, jika masih terjadi gejolak, sudah disiapkan opsi lain yaitu gerakan pangan murah untuk masyarakat. Boyolali mempunyai kuota dari Bulog untuk gerakan pangan murah atau operasi pasar beras per kecamatan 2,5 ton.
Baca juga: Kini, Jalan Slamet Riyadi Kartasura Dijadikan CFD
“Kuota ini siap diturunkan setiap saat ke masyarakat dengan harga dibawa harga pasar. Kalau dirasa ada gejolak di lapangan, bakal kita gulirkan,” lanjutnya.
Pihaknya juga menyiapkan opsi gerakan pasar murah yang mandiri Boyolali. “Katakanlah di lumbung pangan yang ada di masyarakat kita kan ada yang punya stok-stok beras. Beras itu nanti kita jual dibawah harga eceran. Kita subsidi transportasinya dan kemasannya, itu juga bisa,” katanya.
Ditambahkan, bantuan pangan ini memang penerimanya khusus, yakni KPM. Sedangkan untuk gerakan pasar murah, semua lapisan masyarakat bisa membelinya. Hanya saja, jumlah pembeliannya dibatasi.
“Operasi pasar yang langsung ke masyarakat saat ini memang belum dilaksanakan. Tetapi kita siap, kapanpun akan dilaksanakan,” tandasnya.
– Bersama Membangun Optimisme –
#optimismemedia #mulaiajadulu #kamibarumulai