Baru-baru ini, band pop internasional Coldplay mengumungkan jadwal tour dunia yang bertajuk “Music of The Spheres World Tour 2023” yang tentunya negera berkembang kita ini menjadi salah satu jujukan bagi band garapan ‘Chris Martin Cs’.
Dalam berita yang beredar, promotor memberikan informasi perihal tiket yang terbagi dalam 11 kategori. PK Entertainment sebagai promotor, dalam media sosial mengumumkan harga tiket Coldplay di Stadion Gelora Bung Karno nanti akan dibandrol mulai dari Rp. 800 ribu hingga Rp. 11 juta. Tentu angka tersebut sangatlah fantastis.
Berita gembira atas konfirmasi Coldplay bakal manggung di Indonesia berganti dengan hiruk pikuk, carut marut komentas pengguna media sosial. Tentu hal ini menyinggung perihal harga tiket yang nantinya untuk menyaksikan ‘Chris Martin Cs’.
Banyak ditemui di medsos perbincangan mengenai tiket seperti war tiket, pinjol, calo, penipuan, bahkan menjual motor demi bisa membeli tiket.
Para calon penonton sedikitnya terbagi menjadi dua kategori. Pertama, mereka yang berduit yang tidak terlalu gelisah jika mereka mengeluarkan uang untuk mendapatkan tiket. Kedua, mereka yang ‘pra’ berduit akan berusaha banting tulang, pinjam sana-sini untuk mendapatkan uang cukup demi tiket konser Coldplay.
Kedua kategori tersebut menaruh suatu jurang pembeda atas yang berduit dan ‘pra’ berduit. Yang berduit hanya akan berjuang untuk ‘war tiket’ toh nanti kehabisan meraka akan rela membeli berkali-kali lipat tiket kepada para calo. Sedangkan penonton ‘pra’ berduit akan pontang-panting memenuhi isi dompet demi mencukupi harga tiket, namun akan berpikir seribu kali jika mengharuskan membeli tiket kepada para calo.
Sebelum menginjak hal itu, tentu para calon penonton tidak hanya merogoh dompet untuk membeli tiket, namun juga akomodasi menuju venue konser, makan dan minum, aksesoris atau merchandise Coldplay, dan biaya penginapan jika diperlukan.
Bagi penggemar, tentu hal ini bukan menjadi masalah, jika saja dana mereka mencukupi jangan sampai dengan tingginya harga tiket dan kebutuhannya mengakibatkan berbagai hal yang tidak diinginkan khalayak.
Masih pada dimensi itu, menyaksikan konser Coldplay merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi para penggemar. Bagaimana ia nantinya bisa merasakan atmosfir yang luar biasa ketika puluhan ribu orang larut dalam suasana. Dengan gelang tangan yang berkelip-kelip, meloncat-loncat sesuai irama musik, mengenakan merchandise band idola dan lain sebagainya.
Kesenangan menjadi barang yang diatasnamakan dengan ‘pengalaman yang tak tergantikan’. “self reward” juga menjadi domba hitam atas terkucurnya deras isi rekening para penggemar.
Perlu diketahui, dengan diadakannya konser Coldpay di Jakarta nanti terdapat pihak-pihak yang meraup keuntungan yang fantasis. Dalam hal ini tentunya pihak penyelenggara akan meraih laba paling banyak. Di sisi yang lain, bukan pengusaha menengah kebawah dan pedagang kecil namun Hotel berbintang, restoran mewah, outlet-outlet kaya dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa pengusaha besar akan semakin besar sedangkan pengusaha kecil akan semakin mengecil.
Sangat miris memang, jurang kaya miskin tidak hanya terlihat pada tataran penonton saja, namun mereka yang mengais rezeki juga merasakan pedihnya jurang paradoks kaya dan miskin.