Pada 2017, kematian akibat malaria mencapai 435.000. Untuk ukuran besar dampak dan kerusakannya, malaria menyebar melalui inang terkecil: nyamuk. Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk ketika parasit dari air liur nyamuk yang terinfeksi masuk ke dalam aliran darah seseorang. Dalam satu atau dua minggu, infeksi menjadi sangat terlihat.
Gejala berkembang dalam bentuk kelelahan, demam, sakit kepala, dan muntah. Dalam kasus yang paling serius, malaria dapat menyebabkan demam kuning, kejang, koma, dan kematian.
Karenanya, penting untuk memeringati Hari Malaria Seduania dalam upaya menaruh perhatian pada penyakit tersebut. Penetapan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan upaya global dalam mengendalikan hingga memberantas malaria.
Perhaitan Hari Malaria Sedunia ini mengusung tema, “Waktunya mewujudkan bebas malaria: investasi, inovasi, implementasi”. Dalam tema ini, WHO berfokus pada “I” ketiga – implementasi dan terutama pada pentingnya menjangkau populasi terpinggirkan dengan alat dan strategi yang tersedia saat ini.
Pada 2020, dilaporkan bahwa 1,5 miliar kasus dan 7,6 juta kematian telah dihindari dalam 2 dekade terakhir karena respon global dan pengendalian penyakit. Karena langkah-langkah fantastis yang telah dibuat dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara yang sebelumnya terkena penyakit ini telah disertifikasi untuk sekarang dinyatakan bebas malaria.
Oleh Karena itu, banyak badan amal dan organisasi, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), optimistis, dengan koordinasi dan dukungan yang tepat dari pemerintah internasional, dunia yang bebas dari malaria dapat terwujud.