Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Anda Mau Membuka Bisnis? Pelajari Strategi Ini ! (Studi Kasus Bisnis KAREN’S DINER)

Pasti banyak dari kalian sudah mendengar Karen’s Diner. Sebuah restoran yang berasal dari Australia, yang resmi membuka cabang di Jakarta pada tanggal 15 Desember 2022 lalu, kini sedang hangat menjadi perbincangan oleh masyarakat. Selain di Jakarta, Restoran yang mengusung konsep tahun 50an ini juga sudah membuka cabang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Adalah Aden Levins dan James Farrell dibalik suksesnya restoran yang memiliki pelayanan yang berbeda dari restoran pada umumnya. Mereka merupakan sosok yang ahli dalam perencanaan perindustrian acara kreatif. Selain Karen’s Diner, mereka juga sudah memiliki bisnis di bidang Event Organizer. Dilansir dari Karen’s Diner, diketahui bahwa restoran yang berdiri pada 2021 ini berada dibawah naungan Viral Ventures Group yang berfokus pada bisnis bar, restoran, hingga penyedia jasa layanan event organizer. Dikutip dari idxchannel.com, setelah masa Covid-19 selesai, pendapatan bisnis ini tumbuh sebesar 150% dalam 12 bulan terakhir, dan menghasilkan lebih dari USD 5 juta atau sekitar Rp 77,83 miliar.

Lalu, apa sih strategi Karen’s Diner hingga menjadi sebesar sekarang? Sebelum membahasnya, saya ada pertanyaan untuk Anda. Apa yang Karen’s Diner jual? Kalau Anda menjawab Burger, atau menu yang disediakan, maka jawaban Anda kurang tepat. Anda mulai bingung? Saya beri sedikit petunjuknya. Burger atau menu yang disediakan, itu merupakan produknya, bukan apa yang dijual. Lalu apa yang Karen’s Diner jual? Petunjuknya ada di paragraf pertama. Coba Anda cari dahulu! Ya jawabannya ada pada paragraf pertama, kalimat ke empat. Karen’s Diner memiliki pelayanan yang berbeda dari restoran pada umumnya. Restoran umumnya memberikan pelayanan terbaik untuk para pelanggannya, namun berbeda dengan Karen’s Diner yang malah memberikan pelayanan yang sebaliknya untuk para pelanggannya.

Sesuai dengan namanya, ‘Karen’ merupakan istilah peyorasi yang digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara berbahasa inggris lainnya untuk wanita yang dianggap menggunakan haknya untuk menuntut sebuah hal di luar nalar manusia. Restoran ini mengusung konsep ‘Good Food Terrible Service’ yang memang sengaja dibuat untuk menjadi pembeda dari yang lain, karena para pelayanannya yang jutek dan kerap memaki pengunjung yang datang. Di laman instagramnya, Karen’s Diner menampilkan foto-foto suasana di restorannya. Banyak pengunjung yang meminta berfoto dengan pelayannya. Hasilnya, ketika pengunjung tersenyum, pelayan justru memperlihatkan wajah yang menyebalkan. Banyak warganet yang membagikan pengalaman mereka makan di restoran tersebut di media sosial, ada yang menerima menu dengan cara dilempar, disuruh ambil peralatan makan sendiri, sampai di-roasting hanya karena lama berpikir saat pesan makanan. Dari konsep bisnis Karen’s Diner bisa diketahui bahwa restoran ini menerapkan Blue Ocean Strategy / Strategi Samudera Biru. Apa itu Blue Ocean Strategy? Dikutip dari jurnal.id, Blue Ocean Strategy adalah strategi yang menekankan perusahaan untuk tidak memenangkan persaingan dengan cara melakukan strategi head to head dengan pesaing. Strategi bisnis ini dikemukakan pertama kali oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne. Blue Ocean Strategy adalah strategi melepaskan bisnis Anda dari kondisi Red Ocean. Red Ocean adalah kondisi dimana adanya persaingan sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor.

Hal ini memungkinkan adanya persaingan dengan kompetitor menjadi sangat ketat dan saling menjatuhkan. Sedangkan pada Blue Ocean Strategy nyaris tidak ada persaingan, karena dari awal bisnis dimulai sudah berani tampil beda dari pesaing. Karena berbeda dengan para pesaing, maka pasar yang tertarik dengan produk Anda termasuk segmen khusus. Hal tersebut akan menciptakan permintaan yang lebih tinggi. Tidak mudah untuk mengimplementasikan Blue Ocean Strategy, karena diperlukan kreativitas dan kecerdasan dalam melihat pasar. Selain itu juga membutuhkan biaya yang cukup besar dalam mengimplementasikannya. Agar Anda lebih paham, saya akan menjelaskan kondisi Red Ocean itu seperti apa. Sebagai contohnya, bisnis Karen’s Diner yaitu di bidang kuliner. Menurut saya, bisnis yang bergerak dibidang kuliner seperti saat ini sangatlah berat untuk bisa bersaing. Buktinya bisa Anda lihat disekitar tempat tinggal, sudah ada berapa usaha kuliner yang berdiri? Dan sudah ada berapa usaha kuliner yang menjual produk yang sama? Sudah banyak bukan?

Pertanyaannya adalah apakah usaha mereka bisa berkembang? Jawabannya adalah tidak, kebanyakan dari usaha mereka stagnan, dan malah cenderung bangkrut. Kalau melihat karakter dari usaha kuliner, memang mudah untuk membuat produknya. Anda hanya perlu menemukan resep yang pas, bisa mengkreasikan tampilannya, dan produk Anda enak. Namun yang menjadi PR adalah bagaimana dengan pesaing Anda? Pasti mereka juga memiliki karakter produk yang sama dengan karakter produk Anda! Produk mereka juga sudah pasti enak, produk mereka juga sudah pasti memiliki tampilan yang eye catching. Ini baru masalah produknya, belum strategi pemasarannya! Coba bayangkan, seberapa banyak effort yang akan Anda keluarkan, dengan output keberhasilan paling banyak 50% (melihat kondisi persaingan). Bagaimana dengan Blue Ocean? Kunci agar bisnis Anda berada dalam kondisi Blue Ocean adalah bisnis Anda harus memiliki Core Value yang kuat. Core Value dapat diartikan sebagai nilai inti sebuah merek usaha yang menjadi pedoman aktivitas pengusaha dan para karyawan. Dengan begitu, bisnis memiliki indentitas unik, dan berkarakter. Mudahnya, Core Value merupakan hal pembeda dari bisnis lainnya, namun memiliki nilai/manfaat/kesan yang mendalam kepada pelanggan. Pendiri Karen’s Diner memilih Burger dan Fast Food sebagai produknya, karena di tempat asalnya Sydney, Burger dan fast food mempunyai pasar yang besar. Kemudian agar memenangkan persaingan, para pendiri Karen’s Diner tentunya harus memikirkan Core Value bisnisnya. Karen’s Diner memiliki Core Value yaitu ‘Good Food Terrible Service’/Makanan yang enak tapi memiliki pelayanan yang buruk.

Pendiri Karen’s Diner tentunya tidak asal-asalan dalam menentukan Core Value, mereka pastinya sudah melakukan riset yang sangat mendalam. Selain menjadi pembeda dengan restoran lainnya, pelayanan yang buruk ini tentunya akan memberikan hal/pengalaman baru kepada pelanggan-pelanggannya. Selain itu, hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan dengan baik adalah strategi marketingnya. Marketing merupakan ujung tombak sukses atau tidaknya sebuah bisnis. Bagaimana Anda memperkenalkan bisnis?! Bagaimana agar orang mau mengunjungi tempat Anda?! Bagaimana agar orang mau membeli produk Anda?! Semua itu tidak boleh dikerjakan dengan asal-asalan, harus dengan strategi yang matang. Kenapa harus demikian?! Core Value itu seperti informasi yang sangat berharga. Namun Anda tidak dapat merahasiakannya karena harus memasarkan ke publik. Hal ini menjadi sangat beresiko karena ketika publik mengetahui, pasti akan ada orang yang mampu melihat peluang. Ketika dari internal bisnis Anda belum kuat, maka akan dengan mudah Core Value Anda diklaim dan dimanfaatkan oleh orang lain. Oleh karena itu, Anda harus menyusun strategi marketing yang kuat, agar orang-orang memahami dan mengakui, bahwa Core Value itu merupakan milik dari bisnis Anda. Selain itu Anda juga harus mengurus legalitas bisnis Anda, seperti hak cipta, dll, agar bisnis Anda mempunyai kekuatan hukum ketika ada orang yang mengklaim Core Value Anda. Karen’s Diner menyusun strategi marketing dengan sangat baik. Terutama digital marketingnya yaitu dengan memanfaatkan media sosial. Viral Marketing Strategy, menjadi strategi yang sangat ampuh memasarkan bisnis untuk saat ini. Strategi ini menggunakan bantuan pelanggan dalam pemasarannya. Dimana sebuah produk tidak perlu melakukan pemasaran secara lebih banyak, karena pelanggan telah dengan sendirinya melakukan share pada orang lain. Salah satu strategi yang digunakan adalah ketika Karen’s Diner akan membuka cabang di Jakarta.

Saat viral di Tiktok hingga mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia, pihak Karen’s Diner sempat membuat cuitan di Twitter. Isinya adalah rencana untuk membuka cabang di Indonesia. Dalam akun resmi Karen’s Diner membuat cuitan “1000 retweet dan kami akan membuka cabang di Indonesia #bemorekaren #karensdiner”. Karena antusias warga Indonesia, akhirnya Karen’s Diner mengabulkan permintaan netizen untuk membuka cabang di Ibu Kota.

Penulis :Okta Sholeh Raharjo

Bagikan

Cari Berita

Search

Berita Terbaru

dsss
Santri dan Media: Menyelaraskan Tradisi dan Teknologi
LLLLL
Menyelaraskan Tujuan Pembelajaran dengan Kesejahteraan Ps...
Sumber. Inews.id
Dari Desa Nepo ke Pasar Nasional: Sukses Kacang Nepo Berk...
rrrss
Dari Siwaslih hingga Sigaplapor: Teknologi Bawaslu Siap K...
WhatsApp Image 2024-11-24 at 10.26.46 PM
Seruan FKUB Jateng: Tolak Politik Uang, Hindari Politisas...

Kirim Artikel