Perkembangan teknologi terutama teknologi digital mengalami kenaikan yang sangat pesat. Perkembangan ini membawa pengaruh terhadap gaya hidup manusia yaitu gaya hidup yang tidak dapat terlepas dari perangkat elektronik. Dengan bermodalkan internet, teknologi digital mampu memberikan manfaat dan kemudahan bagi para penggunanya, baik dari segi sosial, ekonomi, informasi, dan lain sebagainya. Dari segi sosial, perkembangan teknologi digital memberikan kemudahan dalam berkomunikasi antara orang satu dengan orang yang lain tanpa harus bertatap muka. Media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatssApp adalah beberapa produk dari teknologi digital yang memberikan manfaat dan kemudahan dari segi sosial. Kemudian dari segi ekonomi, teknologi digital mampu mempertemukan penjual dengan calon pembeli tanpa harus bertatap muka. Melalui E-commerce penjual dapat dengan mudah memasarkan produk-produk mereka, dan calon pembeli juga dapat dengan mudah mencari produk apa yang ingin mereka beli. Dan dari segi informasi, produk search engine seperti Google, sangat memberikan kemudahan dan manfaat bagi orang-orang yang membutuhkan informasi. Hanya dengan menulis beberapa kata kunci, orang-orang dapat mengetahui informasi dari berbagai sumber.
Era teknologi digital telah banyak membawa perubahan yang baik sebagai dampak positif. Manusia dapat menikmati berbagai fasilitas dari teknologi digital dengan bebas, dan juga dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan melalui banyak cara. Namun disisi lain, perkembangan teknologi digital juga membawa dampak negatif. Dengan teknologi digital, tindak kejahatan dapat terfasilitasi, pornografi, game online yang dapat merusak mental khususnya para generasi muda apabila dimainkan secara berlebihan, pelanggaran hak cipta mudah dilakukan, dan lain sebagainya. Dampak negatif ini menjadi tantangan baru dalam kehidupan manusia, karena dampaknya sudah masuk ke berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan informasi.
Media sosial merupakan perkembangan dalam bidang teknologi informasi era digital yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Media sosial menjadi sarana dalam menjalin pertemanan, dan menyebarkan opini, berita, atau informasi. Namun dalam keberjalanannya, penggunaan media sosial sering disalahgunakan untuk menyebarkan kebohongan (hoax), pencemaran nama baik, ujaran kebencian, hingga ancaman. Tentunya hal tersebut akan berdampak pada individu yang diberitakan dan pada masyarakat. Pada individu memberikan dampak yaitu turunnya kredibilitas dan kehilangan kepercayaan secara sosial. Sedangkan dampak pada masyarakat dapat memicu perselisihan, keributan serta ketidaktenangan sosial dan menyangkut politik dan SARA dapat memecah-belah bangsa. Selain itu keresahan penulis karena banyak orang yang terlalu sibuk, dan terlalu banyak waktu dihabiskan untuk melihat gadget mereka, terutama anak-anak yang kepekaan sosialnya rendah karena kebanyakan mereka terlalu fokus untuk bermain game, bahkan berdampak juga terhadap kontrol emosi mereka, seperti ucapan kata-kata kasar, dan terlalu manja.
Adapun upaya dalam mengurangi bahkan mencegah dampak negatif penyalahgunaan teknologi digital dapat dilakukan melalui peran keluarga. Mengapa keluarga?! Keluarga merupakan ekosistem terkecil di dalam masyarakat. Keluarga adalah tempat untuk mengembangkan potensi, aspek sosial, dan ekonomi, serta penyemaian cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga. Keluarga sebagai lembaga mempunyai peran penting dalam pendidikan yaitu sebagai peletak dasar, karena sejatinya pendidikan dimulai dalam sebuah keluarga. Didalam keluarga setiap anggotanya mempelajari banyak hal, seperti bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menyatakan keinginan dan perasaan, menyampaikan pendapat, bertutur kata, bersikap, bertingkahlaku, hingga masalah prinsip-prinsip dalam hidup.
Program “Gerakan Keluarga Berdiskusi” merupakan kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahkan mencegah dampak negatif dari teknologi digital. Ide program ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis terhadap beberapa keluarga yang ditemui termasuk keluarga sendiri. Inti dari program ini adalah membangun kebiasaan untuk mendiskusikan segala informasi yang belum diketahui, belum dipahami, atau yang ingin didiskusikan bersama keluarga. Bahan diskusi tidak harus yang berat, bisa dimulai dari yang ringan, seperti permasalahan anak, keresahan orangtua terhadap anaknya, permasalahan di sekolah, dll. Apabila sudah terbiasa, bahan diskusi bisa lebih berat lagi, seperti masalah sosial, politik, ekonomi, dll. Untuk memulai menjalankan program ini, setiap anggota keluarga bisa menyepakati waktu untuk berdiskusi, misalnya selesai makan, menjelang tidur, atau pagi hari sebelum beraktifitas. Adapun manfaat untuk individu ketika program ini bisa dibiasakan adalah memiliki wawasan yang luas karena banyak membaca, kemampuan berpikir kritis karena terbiasa untuk memahami dan mencerna informasi, dan kemampuan berbicara karena mengetahui banyak materi, kosakata dan kebiasaan dari berdiskusi. Kemudian manfaat untuk keluarga adalah lingkungan keluarga menjadi terasa lebih hangat dan benar-benar memahami karakter dari masing-masing anggota keluarga. Manfaat untuk lingkungan sosial adalah setiap anggota keluarga mempunyai kepekaan sosial terhadap lingkungan yang lebih luas yaitu masyarakat.
Sebelum program “Gerakan Keluarga Berdiskusi” ini dijalankan, sebaiknya dibangun terlebih dahulu pondasi literasi setiap anggota keluarganya. Literasi menjadi modal dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga perlu ditingkatkan. Dalam lingkup yang lebih luas, literasi menjadi hal yang sangat penting karena mencerminkan maju dan tidaknya peradaban baru dalam sebuah negara. Literasi adalah segenap kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan mengkomunikasikan, memperhitungkan, dan menggunakan bahan-bahan cetak dan tulis yang bertautan dengan berbagai konteks. Literasi melibatkan kontimun belajar yang memungkinkan individu mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensinya, serta berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat dan komunitas yang lebih luas (UNESCO, 2004).
Pondasi literasi ini dapat dibangun melalui kebiasaan membaca. Sayangnya, tidak semua orang suka untuk membaca. Untuk membangun kebiasaan membaca agar program “Gerakan Keluarga Berdiskusi” dapat berjalan dengan baik, keluarga juga perlu mewajibkan setiap anggotanya untuk membaca. Kalau dari pengalaman penulis, kebiasaan suka membaca dimulai ketika Ayah rutin membelikan majalah anak-anak. Dari situlah kebiasaan membaca terbentuk. Seiring bertambahnya umur, kemudian meningkat menjadi suka membaca Novel, dan sekarang suka membaca apa saja, terutama hal yang kontemporer. Para pembaca bisa mengikuti seperti yang penulis lakukan dengan dimulai dari yang disukai, atau mengikuti komunitas membaca.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Penulis:
Okta Sholeh Raharjo