Kondisi jalanan Jakarta yang macet tentunya menjadi problem tersendiri bagi Pemprov DKI Jakarta. Tetapi tidak ketika Teknologi Kecerdasan atau Artificial Intelligence (AI) dari Google membantu mengurai kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta dengan menyesuaikan kepadatan jalan di Ibu kota.
Google telah menekan MoU dengan Pemprov DKI Jakarta melalui kerjasama Project Green Light November lalu, dan akan di mulai pada tahun 2023.
Seperti yang di ungkapkan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo ” Saat ini kami sedang bekerjasama di mana ada pemanfaatan data. Kita memahami Google mempunyai sumber daya yang besar terkait data traffic, kata dia, di Polda Metro Jaya, Jakarta
Pemprov DKI Jakarta tengah menentukan titik lokasi untuk pemantauan menggunakan AI dari Google dan data tersebut digunakan pemprov untuk mengurai kemacetan lalu lintas di lokasi.
Emanuel Kristanto Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubngan (Dishub) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa teknologi AI dari Google untuk menganalisa volume lalu lintas pda persimpangan.
“Google akan menggunakan teknologi AI untuk menganalisa volume lalin pada persimpangan serta merekomendasikan untuk waktu nyala hijau yang optimal di masing-masing persimpangan,” imbuhnya
Data dari Google AI dikrimkan ke Dishub DKI Jakarta dan langsung ditindaklanjuti di lapangan. Diharapkan melalui teknologi ini lampu lalu lintas akan menyesuaikan ruas jalan yang memerluhkan durasi lebih lama lampu hijaunya, agar kepadatan kendaraan dapat terurai.
Yossi Matias selaku VP of Engineering and Research Google diacara Google for Indonesia mengungkapkan melalui proyek ini, tim peneliti dari Google akan memberikan rekomendasi kepada Pemprov DKI dalam mengoptimalkan pengaturan waktu lampu merah agar mengurangi kepadatan lalu lintas.
Data tersebut berdasarkan dari data anonim dan data mobilitas masyarakat berbasis android dan diolah oleh AI.
Yossi menjelakan bahwa “Project Green Light dengan menggunakan AI dapat mengoptimalkan lampu lalu lintas di persimpangan di seluruh dunia, berguna untuk membantu mengurangi kemacetan dan polusi yang dihasilkannya.”
Diharapkan dengan menggunakan teknologi AI dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar , mengurangi emisi yang ditimbulkan, serta meningkatkan kualitas udara dan membuat aktivitas berkendara di Jakarta lebih nyaman dan menyenangkan,” imbuhnya.
Google dapat menganalisis data lokasi anonim dari sistem navigasi, selanjutnya google akan menghitung metrik arus lalu lintas di setiap persimpangan jalan. Dari perhitungan itu, Google akan mengirimkan rekomendasi kepadatan arus kepada kota terkait.
Dengan teknologi AI, Google dapat menganalisis data tanpa tambahan sensor apapun atau bahkan mengubah infrastruktur, sebelum dikirimkan rekomendasi ke dinas kota yang akan menerapkan cara-cara dalam mengoptimalkan pengaturan,” lanjutnya.
Di Asia Tenggara, Indonesia sendiri diklaim sebagai Negara pertama yang akan menggunakan Project Green Light, yang sebelumnya sudah diterapkan di India.
Di tahun 2022, Google mengklaim khususnya di Bangalore kemacetannya berkurang hingga 20 persen.