6 Juni 2022, tepat 120 tahun yang lalu lahirlah anak yang nantinya menjadi founding father bangsa ini. Soekarno yang lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo lahir dari orang tua yang berdarah jawa-bali pada tahun 1901 di Surabaya.
Sebagai orang nomor satu di negeri ini yang begitu dikenal rakyatnya bahkan bangsa lain. Saking terkenalnya di berbagai bangsa-bangsa besar maupun kecil, nama beliau lebih dikenal ketimbang nama bangsa ini sendiri.
Beliau memiliki pengaruh besar di dunia dalam berbagai bidang. Semisal, dalam beberapa riwayat Bung Karno dianggap sebagai penyelamat tidak jadi ditutupnya Universitas al-Azhar di Cairo. Selain itu, Bung Karno juga berjasa dalam menemukan makam Imam Bukhari, salah satu perawi hadis yang masyhur. Makam tersebut ditemukan di suatu desa kecil bernama Hartang di negara Uzbekistan. Bung Karno sendiri memiliki kebiasaan unik ketika berkunjung ke berbagai negara adalah menziarahi makam-makam wali bahkan Bung Karno sendiri pernah menziarahi makam Nabi Muhammad SAW pada tahun 1955.
Bung Karno adalah salah satu tokoh yang menggagas Gerakan Non-Blok yang sekaligus mengilhami negara-negara dunia ketiga untuk merdeka. Dilansir dari https://alif.id/read/ahmad-ginanjar/mengapa-presiden-soekarno-dikagumi-di-mesir-b204182p/ Terdapat isi pidato Bung Karno pada hari kemerdekaan RI yang ke-14 yakni pada 17 Agustus 1959 dijadikan sebuah buku dan diterjemahkan ke bahasa Arab dengan judul “al-‘Audah ila Iktisyaf Tsauratina”. Karya tersebut memberikan semangat kemerdekaan bagi negara-negara Arab.
Pada akhir karya tersebut terdapat falsafah kerakyatan dan kenegaraan Indonesia, seperti Pancasila (al-Mabadi al-Khamsah) yang dalam bahasa Arab diterjemahkan butir-butirnya dengan; (1) al-Îman billah, (2) al-Insaniyyah, (3) al-Qaumiyyah al-Indunisiyyah, (4) Siyadah al-Sya’b, dan (5) al-‘Adalah al-Ijtima’iyyah.
Dengan jasa beliau yang luar biasa dan namanya yang terus mendunia tidak luput menuai kontroversi khususnya dalam ketertarikanya dengan perempuan. Suatu ketika Bung Karno pernah disodorkan majalah Amerika Serikat yang bergambar gadis striptease setengah telanjang, yang hanya memakai celana dalam dan berdiri di samping Soekarno berpakaian militer lengkap. Hal itu pernah Bung Karno adukan kepada John F. Kennedy selaku Presiden Amerika Serikat waktu itu. Kennedy mengemukakan dirinya sendiri juga telah menjadi korban serangan pers (Djoko Priyono, 65-66).
Dibalik kebesaran nama, jasa-jasa, dan kontroversinya. Bung Karno adalah seseorang yang sederhana. Sebagai presiden beliau tidak malu bahkan bangga dengan gaya hidup yang sederhana.
Beliau memiliki kegemaran makan sate ayam. Setelah dilantik menjadi Presiden RI, Bung Karno berjalan kaki bertemu pedagang sate ayam dan mengeluarkan perintah pelaksanaanya yang pertama, ” Sate ayam lima puluh tusuk” (Cindy Adams, 23). Tidak terbayang jika perintah pertamanya itu sekaligus perayaan atas dilantiknya Bung Karno.
Bung Karno memiliki kebiasaan unik yakni ketika makan tidak menggunakan sendok alias muluk. Hal itu sering dipraktekkan di Istana Negara di hadapan pengawal pribadinya.
Suatu ketika Bung Karno sedang sarapan bersama para pengawal pribadinya yang makan menggunakan sendok dan garpu. Soekarno pun bertanya “Siapa yang mengajari kalian makan dengan sendok dan garpu?” Mereka pun sungkan, dan segera menyisihkan sendok dan garpunya. Kebiasaan tersebut juga Bung Karno lakukan ketika makan bersama keluarganya. Hal tersebut sangat unik dan sederhana, sebab dibelahan dunia mana pun tidak presiden yang makan dengan cara muluk seperti yang dilakukan Bung Karno ini.
Bung Karno adalah satu-satunya presiden di dunia yang tidak punya rumah sendiri. Bahkan, piyama Bung Karno sudah robek-robek. Suatu ketika rakyat menggalang dana untuk membangun gedung untuk Bung Karno, lalu di hari berikutnya dilarang oleh Bung Karno. Sebab itu bertentangan dengan pendirian Bung Karno. Bung Karno tidak mau mengambil dari rakyat. Bung Karno justru ingin memberi mereka (Cindy Adams, 372).
Dalam cerita yang lain, suatu hari Bung Karno menerima kunjungan pejabat dari Filipina. “Kami tidak punya anggur, jadi dia hanya minum air putih, karena itulah yanh ada pada kami.” kata Bung Karno. Hal tersebut sejalan dengan perkataan Bung Karno yang dituangkan dalam tulisan oleh Cindy Adams di dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat “Bagi kami kemiskinan bukanlah sesuatu yang perlu membuat malu” kata Bung Karno.
Di sisi lain, Bung Karno tidak meninggalkan harta yang melimpah dan rumah-rumah untuk istri dan anak-anaknya, melainkan Bung Karno hanya meninggalkan benda-benda seperti lukisan, beberapa koleksi benda seni, sejumlah cindera mata, segudang buku dan foto, serta benda pribadi lain yang bersejarah (Djoko Pitono, 2009:158). Peninggalannya yang bagi kebanyakan orang tidak memiliki nilai. Namun, baginya berbeda, benda yang katanya tidak bernilai itu malah menyimpang berbagai nilai yang tinggi ketimbang harta dan rumah.
Bahkan tidak ada laporan yang menyebutkan Bung Karno memiliki simpanan di Bank. ” Gajiku 200 dolar sebulan tidak akan cukup untuk memenuhi keluarga. Dari segi keuangan tidak banyak kemajuanku semenjak dari Bandung,” kata Bung Karno.
Betapa sederhananya Bapak kita satu ini. Kesederhanaan seakan menempel dalam jati dirinya. Para tokoh hari ini sangat jelas berkebalikan dengan sikap Bung Karno ini. Perlu kembali mengenalkan kembali sikap-sikap Bung Karno yang seperti ini, sebab hari ini sangat marak polusi-polusi citra sok kaya yang cenderung mendegradasi diri kita sendiri, terlebih bangsa yang kita cintai ini. Wallahu A’lam Bi Shawwab
Satrio Dwi Haryono
Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Raden Mas Said Surakarta asal Surakarta.