Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Rekontruksi Sosial : Sebuah Keprihatinan Degradasi Sosial

Kata Milennial sangat sering terdengar, istilah tersebut dicetuskan oleh dua pakar sejarah dan penulis asal Amerika, William Strauss dan Neil Howe. Generasi milenial atau yang akrab disebut generation me atau echo boomers merupakan generasi yang lahir pada tahun 1980-1990, atau pada awal 2000. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada sensus penduduk tahun 2020 jumlah generasi milenial di Indonesia mencapai 69,38 Juta jiwa pada tahun 2020 jumlah tersebut setara dengan 25,87 persen dari total populasi penduduk Indonesia dari 270,20 Juta jiwa. Jumlah yang cukup besar tersebut merupakan potensi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 jika di kelola dengan baik, terencana, terstruktur dan sistematis.

Generasi millenial sekarang dihadapkan dengan perkembangan zaman yang lebih dikenal dengan istilah era digital yang dimudahkan dengan adanya kemajuan teknologi. Generasi ini sangat familiar sekali dengan keberadaan teknologi dan internet. Hal tersebut tidak dapat di pungkiri bahwa generasi millennial lahir ketika muncullnya handphone dan media social di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan sangat akrab sekali dengan teknologi ketimbang generasi –generasi sebelumnya.  

Era Digital

Era digital tanpa disadari mempunyai peranan penting dalam mengubah tatanan social di masyarakat khususnya untuk generasi millenial. Secara harfiah era digital dapat diartikan sebagai suatu kondisi zaman dengan perkembanan teknologi yang serba canggih dan mempermudah  serta mendukung mobiltas kegiatan manusia. Selain itu, era digital hadir untuk menggantikan teknologi masa lalu agar lebih cepat, modern dan praktis. Dengan kemudahan itu menjadi tantangan besar bagi generasi millennial. Tentunya dengan perkembangan digital yang sangat masif ini, diharapkan generasi millennial tidak hanyut dan menjadi koraban dari sisi negative dari kemajuan teknologi.

Pada perkembangan zaman yang super canggih generasi millennial banyak memanfaatkan teknologi dibidang telekomunikasi. Data dari katadata.com tercatat pada Januari 2021 sebanyak 202,6 juta pengguna internet dan sekitar 57 persen pengguna internet adalah generasi millennial. Bisa dikatakan generasi millennial lebih reponsif dan intens dalam berselancar di dunia maya.  Gadget merupakan hal penting yang harus dimiliki  di era digital. Tanpa disadari terkadang gadget dianggap  lebih penting dari dompet dan seisinya oleh generasi ini. Ketinggalan dompet dirumah menjadi hal biasa untuk sekarang ketimbang ketinggalan gadget, seperti dunia hilang tanpa gadget.

Perkembangan teknologi di era digital memang membawa dampak yang sangat signifikan dari sisi positif hingga sisi negative. Dengan kemudahan akses informasi yang cepat menjadi kompetisi bagi siapapun yang dapat melihat peluang dan pintar dalam memanfaatkan peluang tersebut Namun harus diakui ketidakbijaksaan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dapat menimbulkan potensi degradasi social.

Degradasi Sosial

Degradasi social merupakan kemunduran sesuatu yang telah dianggap baik oleh masyarakat. Degradasi social merupakan permasalahan penting yang dihadapi di era digital sekarang. Contoh hal kecil degradasi social yaitu menghargai orang ketika berbicara. Salah satu prakteknya ketika saat para millennial ini nongkrong. Ketika nongkrong kebanyakan mereka sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Penggunaan gadget saat nongkrong sah-sah saja tapi akan menimbulkan hal-hal yang kurang nyaman bagi kita sendiri atau bagi teman se-tongkrongan. Untuk teman yang sedang nongkrong bersama kita, ketika mereka bicara seperti tidak dihargai karena sibuk dengan gadget sendiri. Sikap tersebut ketika di budayakan akan menimbulkan individualistis dan tidak mementingkan orang sekitar, sehingga menjadikan generasi millenial yang apatis.

Jika di persentasikan menurut asumsi pribadi kecendurungan generasi millenial saat nongkrong 20 persen makan, 10 persen ngobrol dan 70 persen sibuk dengan gadget. Sehingga dapat dikatakan remaja saat ini dibilang generasi yang nunduk dan ada yang bilang generasi HP miring. Hal tersebut sangat membahayakan masa depan bangsa Indonesia. Pemahaman tentang budaya sehari-hari akan luntur ketika remaja sibuk dengan gadgetnya. Interaksi antar sesama pun akan terbatas karena remaja sibuk dengan gadget di tangannya.

Sikap Positif Mengurangi Ketergantungan

Apa saja sih yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketergantungan gadget untuk remaja? Menurut artikel halodoc langkah pertama menyibukkan diri tanpa gadget, ketika bertemu dengan teman di tempat nongkrong, biasakan jangan mengeluarkan gadget. Gunakan waktu ketika berkumpul untuk membahas sesuatu atau mengobrol santai. Jangan sampai gara-gara gadget kita menjauhkan dengan orang-orang terdekat kita.

Langkah kedua yakni menghapus aplikasi yang membuat kecanduan, hal tersebut memang berat bagi sebagian besar remaja pengguna gadget tetapi hal tersebut sangat berperan besar untuk mengurai penggunaan gadget pada remaja. Tapi yang paling besar pasti niat sih untuk menghapus aplikasi yang membuat kecanduan tersebut. Langkah ketiga adalah mengetahui dampak kecanduan gadget. Banyak sekali dampak kecanduan gadget baik dari fisik maupun psikis, ketika remaja mengetahui dampak dari kecanduan gadget mereka akan berpikir dua kali untuk terlalu sering bermain gadget.

Penggunaan gadget pada remaja tentu sah-sah saja di era digital sekarang ini, tetapi harus tau batasan-batasannya. Jangan sampai gadget memanfaatkan kita tetapi kita harus memanfaat gadget dengan membuat inovasi-inpvasi yang kreatif seperti pembuatan aplikasi yang bernilai positif, atau yang suka dengan nge-game bisa ikut turnamen e-sport. Dengan pemanfaatan tersebut kita dapat memajukan bangsa Indonesia dengan ide-ide kreatif, sehingga ketika nongkrong ada pembahasan yang menarik dan tidak sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

Penulis:

Alfian Fikri Nur Fauzi (Sekretaris Umum GMNI Kota Salatiga Periode 2018 – 2020, Pengurus DPD KNPI Jawa Tengah Bidang Politik, Pemerintahan dan Luar Negeri Periode 2022 – 2025)

Bagikan

Cari Berita

Search

Berita Terbaru

dsss
Santri dan Media: Menyelaraskan Tradisi dan Teknologi
LLLLL
Menyelaraskan Tujuan Pembelajaran dengan Kesejahteraan Ps...
Sumber. Inews.id
Dari Desa Nepo ke Pasar Nasional: Sukses Kacang Nepo Berk...
rrrss
Dari Siwaslih hingga Sigaplapor: Teknologi Bawaslu Siap K...
WhatsApp Image 2024-11-24 at 10.26.46 PM
Seruan FKUB Jateng: Tolak Politik Uang, Hindari Politisas...

Kirim Artikel